Diabetes Negeriku

Indonesia menempai urutan ke 7 (tujuh) di dunia dan ke 3 (tiga) di Asia untuk penderita diabetes terbanyak. Sekitar 10 juta orang mengalami diabetes di Indonesia. Bahkan 2 diantara 3 diabetesi (pasien penderita diabetes) tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Menurut Sample Registration Suvey 2014, hal ini menjadi penyebab kematian ke tiga terbanyak di Indonesia, yaitu mereka yang mengalami “Diabetes dengan komplikasi”. Salah satu faktor yang berperan sebagai penyumbang besar penyakit ini adalah obesitas dan pola hidup yang tidak sehat.

 

Sejak 1991 IDF (International Diabetes Federation) telah menetapkan tanggal 14 November sebagai hari diabetes dunia. Hal ini dikaitkan dengan hari kelahiran dokter Frederik Banting – sang penemu insulin, bersama dengan Charles Best yang telah menyelamatkan pendeita diabetes di seluruh dunia. Sehingga pada tahun 2007 tanggal tersebut resmi menjadi agenda tahunan oleh PBB (United Nation Organization).

Diabetes atau diabetes militus sendiri merupakan salah satu jenis gangguan metabolism di mana pancreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara efekif. Sehingga kadar glukosa darah meningkat. Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 (Insulin dependent atau juvenile/childhood-onset diabetes) di mana produksi insulin tidak cukup oleh tubuh, sementara diabetes tipe 2 (non-insulint-dependent atau adult-onset diabetes) adalah di mana saat tubuh tidak bisa maksimal dalam menggunakan insulit. Diabetes tipe 2 merupakan jenis yang paling banyak diderita oleh diabetasi.

Diabetes dikenal sebagai silent killer karena sering tidak diketahui oleh penderitanya dan saat diketahui adalah setelah terjadi komplikasi. Diawali dari hiperglikemia yang bisa berakibat pada meningkatnya risiko gagal ginjal, stroke, dan penyakit jantung. Kebutaan dapat enjadi salah satu dampak dari hiperglikemia, yaitu retinopati diabetikum saat dimana pembuluh darah di retina rusak. Risiko kematian juga meningkat dua kali lebih cepat pada penderita diabetes daripada non-diabetes. Sebagai akibat jangka panjang adalah menurunnya tingkat kesejahteraan keluarga penderita diabetes dan berkurangnya produktivitas kerja sehingga berdampak pada kesejaheraan bangsa dan negara.

Berapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita diabetes terbagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Ras, etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetasi merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Sementara dengan life behavior, physical activity, serta diet dan asupan gizi merupakan faktor yang dapat dimodifikasi sehingga bisa menurunkan risiko obesitas. Dengan demikian kita dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diabetes dengan melakukan pola hidup sehat dan seimbang, rutin melakukan olahraga miniman 0-30 meni setiap 3-4 kali setiap minggu, mengkonsumsi makanan beragam sesuai kebutuhan harian, rutin melakukan aktivitas fisik dan tak lupa untuk rutin melakukan konsultasi gula darah.

Hari diabetes bukan hanya menjadi ajang untuk mengingat perhitungan data penderita diabetes di negeri ini. Akan tetapi juga bisa dijadikan alarm betapa kacaunya asupan dan pola hidup rakyat sendiri. Sudah seyogianya pemerintah menjadikan Hari Diabetes Nasional – bahkan Internasional – sebagai titik balik perubahan pola dan asupan para generasi ibu pertiwi.

By Adibah Rasikhah Amanto (Staff Kastrad 2016)

Bidang Kastrad
Kabinet BIMASAKTI
HIMAGIKA FK UGM

_________________________
find more!

LINE@ : @cl3634c
Twitter : @HimagikaUGM
Instagram: @himagika.fkugm

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.