Bukti-bukti epidemiologis terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman dengan pemanis berkalori dan pemanis non-kalori memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan tubuh yang buruk (sindroma metabolik, diabetes, dan CVD).

Melalui penelitian menggunakan hewan pengerat, ditemukan bahwa konsumsi pemanis buatan non-kalori (aspartam, stevia, sakarin, dkk) ternyata menambah porsi asupan makanan, kenaikan berat badan, akumulasi lemak tubuh, dan kompensasi kalori yang lebih lemah dibandingkan dengan konsusi makanan dan cairan yang mengandung glukosa (pemanis berkalori).

Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa konsumsi sakarin memiliki hubungan dengan penurunan kemampuan perasa manis untuk membangkitkan respon termis dan mungkin proses fisiologis lain yang berkaitan dengan keseimbangan energi dalam tubuh.

Penderita diabetes memang biasanya akan disarankan untuk mengonsumsi pemanis buatan non-kalori, tapi kalau tubuh kamu masih berfungsi dengan baik, lebih baik ganti asupan gula kamu dari bahan-bahan alami dan jangan lupa untuk membatasi, sehari cukup 4 sendok makan saja ya!

Sumber
Swithers, S. E., Martin, A. A., & Davidson, T. L. (2010). High-intensity sweeteners and energy balance. Physiology & behavior, 100(1), 55-62.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.